Berlico Mulia Farma

Bersama Jadikan Indonesia Kembali Bebas Polio

Jan 24, 2024 10:37 oleh Berlico Content Manager
Kembali ke listing

Sahabat Berlico,
Baru-baru ini kembali ramai diberitakan mengenai kasus Polio pada anak. Poliomyelitis (polio) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Virus ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
Virus polio termasuk golongan human enterovitus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran/tinja dari orang yang terinfeksi virus polio. 
Polio masih belum memiliki pengobatan hingga saat ini. Namun Polio dapat dicegah dengan mengikuti vaksinasi polio serta menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS). Vaksinasi / imunisasi polio yang diberikan adalah:

  1. Vaksin polio tetes (OPV) diberikan 4x, di usia 1, 2, 3, 4 bulan
  2. Vaksin polio suntik (IPV) diberikan 2x di usia 4 dan 9 bulan

Bila terdapat anak yang belum mendapat imunisasi, maka segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi. Lebih baik terlambat daripada tidak lengkap. Imunisasi polio lengkap dapat diberikan hingga usia 5 tahun.

Polio di Indonesia

Setelah dilaksanakan PIN Polio tiga tahun berturut-turut pada tahun 1995, 1996 dan 1997, virus polio liar asli Indonesia (indigenous) sudah tidak ditemukan lagi sejak tahun 1996. Namun pada tanggal 13 Maret 2005 ditemukan kasus polio importasi pertama di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kasus polio tersebut berkembang menjadi KLB yang menyerang 305 orang dalam kurun waktu 2005 sampai awal 2006. KLB ini tersebar di 47 kabupaten/kota di 10 provinsi. Selain itu juga ditemukan 46 kasus Vaccine Derived Polio Virus (VDPV) yaitu kasus Polio yang disebabkan oleh virus dari vaksin, yang terjadi apabila banyak anak yang tidak di imunisasi, dimana 45 kasus di antaranya terjadi di semua kabupaten di Pulau Madura dan satu kasus terjadi di Probolinggo, Jawa Timur. Setelah dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI), dua kali mop-up, lima kali PIN, dan dua kali Sub-PIN, KLB dapat ditanggulangi sepenuhnya. Kasus Virus Polio Liar (VPL) terakhir yang mengalami kelumpuhan ditemukan pada tanggal 20 Februari 2006 di Aceh.

Pada awal November 2022, Kementerian Kesehatan mengumumkan temuan satu kasus Polio di Kabupaten Pidie, Aceh. Pada kasus tersebut, seorang anak berusia tujuh tahun dilaporkan mengalami polio dan kelumpuhan kaki. Adanya kasus polio yang terdeteksi di Indonesia tentunya mengejutkan banyak pihak. Sebab, Indonesia diketahui sudah berstatus bebas polio sejak tahun 2014. 

Pada akhir 2023, Ditjen P2P Kemenkes mendapatkan laporan ditemukannya tiga penyakit kasus lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe Dua. Dua kasus ditemukan di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember lalu sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024.
Gerak cepat dilakukan jajaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sejak ditemukannya kasus lumpuh layu akut di Kabupaten Pamekasan dan Sampang, Jawa Timur; serta Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kemenkes langsung menggulirkan Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio atau Sub PIN Polio secara serentak, mulai 15 Januari 2024.

Kasus lumpuh layu di dua wilayah tersebut sudah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Untuk itu, pemerintah bersama Komite Imunisasi Nasional telah memberikan rekomendasi untuk segera merespons KLB dengan memberikan imunisasi tambahan atau yang dikenal dengan Sub Pekan Imunisasi Polio (Sub PIN Polio).

Diutarakan lebih jauh oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, Jumat (12/1/2024), program Sub PIN Polio akan dilaksanakan dalam dua putaran. Putaran pertama dimulai pada 15 Januari 2024, sedangkan putaran kedua akan berlangsung mulai 19 Februari 2024. Masing-masing putaran dilaksanakan dalam waktu satu minggu dengan jarak antarputaran minimal satu bulan.

Perlu diingat bahwa polio merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh virus. Virus yang menjadi penyebab polio menyerang sistem saraf, sehingga seseorang yang terinfeksi dapat mengalami kelumpuhan hanya dalam hitungan jam. Selain kelumpuhan, polio juga diketahui dapat menyebabkan kegagalan sistem pernapasan, yang dapat berdampak fatal. 

Polio hanya dapat dicegah

Menurut laman resmi Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI, hingga saat ini tidak ada obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan polio. Namun, perawatan kepada pengidapnya dapat tetap dilakukan untuk meringankan gejalanya. Salah satu perawatan yang dapat dilakukan adalah terapi fisik yang dapat bermanfaat untuk merangsang otot. 

Selain itu, dokter juga biasanya akan meresepkan penggunaan obat antispasmodic untuk mengendurkan otot-otot dan meningkatkan mobilitas pengidap polio. Meski obat ini dapat meningkatkan mobilitas, sayangnya kelumpuhan polio permanen tidak dapat diobati dengan obat tersebut.

Selain itu, apabila sudah terkena polio, tindakan yang dapat dilakukan adalah tatalaksana kasus yang lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya kecacatan fisik. Melalui tatalaksana tersebut, anggota gerak pasien yang terkonfirmasi polio diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin. Pengidapnya akan dirawat inap selama minimal tujuh hari atau sampai pengidap melewati masa akut polio. 

Faktor Risiko Polio

Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit ini adalah:

  • Orang yang tinggal di daerah terpencil dengan sulitnya akses air mengalir yang bersih terutama untuk MCK.
  • Ibu hamil dengan HIV positif.
  • Anak-anak yang tidak divaksinasi.

Bagi orang-orang yang tidak pernah divaksinasi, risiko tertular penyakit ini akan semakin tinggi, bila bepergian ke daerah yang baru saja terjadi wabah polio atau tinggal atau merawat pengidap polio.

Gejala Polio

Gejala penyakit polio dialami berbeda-beda oleh setiap pengidapnya. Bahkan, 95 hingga 99 persen pengidap polio tidak mengalami gejala. Berikut beberapa gejala polio yang perlu diwaspadai:

  1. Gejala dari polio tipe non-paralisis: 
    Demam; nyeri menelan; nyeri kepala; muntah; lemas; meningitis.
  2. Gejala dari polio tipe paralisis:
    Gejala awal yang muncul dapat menyerupai polio tipe non-paralisis namun setelah satu minggu, gejala lainnya akan mengikuti. Kehilangan reflex, nyeri otot dan kram otot yang parah, kaki menjadi terkulai; paralisis yang terjadi tiba-tiba, hal ini dapat bersifat temporer maupun permanen; kelainan ekstremitas bawah, terutama pada pinggul dan pergelangan kaki.
  3. Gejala sindroma paska polio:
    Polio sangat mungkin untuk muncul kembali meskipun seseorang telah dinyatakan sembuh. Hal ini dapat terjadi 15 – 40 tahun setelah seseorang pertama kali terinfeksi. Gejala yang sangat umum terjadi antara lain adalah: kelemahan pada otot dan sendi; nyeri otot yang terus memburuk; menjadi mudah lelah dan lesu; berkurangnya massa otot; kesulitan dalam menelan dan bernapas; sleep-apnea (gangguan bernapas pada saat tidur); depresi; masalah dalam konsentrasi dan daya ingat.

Kenali Gejala Anak Terkena Polio, Waspada saat Demam dan Rewel 

Orang tua diminta waspada serta mengenali jika anak-anak mengalami gejala demam atau mulai rewel. Penyakit polio memang tidak memiliki gejala secara spesifik, namun bisa berakibat fatal pada anak-anak. Dokter anak Dr Johanes Eddy Siswanto, dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita mengungkap ada gejala yang umumnya muncul pada pasien positif polio. Gejala yang terbilang ringan, tapi bila dialami kurang lebih dua hari dan tidak dibawa ke Rumah Sakit fatal akibatnya. Anak tersebut bisa mengalami kelumpuhan. Gejala penyakit polio yang patut diwaspadai yakni: Demam, rewel, nyeri di bagian tungkai, kaku dileher dan bagian tubuh lainnya, diare, muntah.

Kalau ada demam berkelanjutan, anak sudah lemas, diare, muntah-muntah, 2 hari tidak ada perbaikan seharusnya segera di rumah sakit. Jika dideteksi lebih awal bisa dicegah. Kalau dibiarkan saja bisa mengalami kelumpuhan.
Masyarakat juga dihimbau agar segera melapor kepada petugas kesehatan atau puskesmas terdekat bila menemukan anak usia di bawah 15 tahun dengan gejala lumpuh layu mendadak.

Salam sehat selalu,
Berlico

Sumber:

  1. https://indonesia.go.id/kategori/editorial/7913/imunisasi-nasional-polio-cegah-lumpuh-layu?lang=1  
  2. https://promkes.kemkes.go.id/ayo-bersama-jadikan-indonesia-kembali-bebas-polio
  3. https://regional.kompas.com/read/2024/01/18/193213778/kasus-polio-kembali-muncul-di-indonesia-begini-cara-penyebarannya?page=all
  4. https://www.halodoc.com/kesehatan/polio 
  5. https://www.halodoc.com/artikel/perlu-tahu-3-fakta-klb-polio-di-aceh
  6. https://news.solopos.com/kisah-panjang-polio-di-indonesia-dari-masa-ke-masa-1480298
  7. https://sulut.inews.id/berita/kenali-gejala-anak-terkena-polio-waspada-saat-demam-dan-rewel/1